Posts

Showing posts from June, 2025

Kemacetan dan Transportasi Umum: Pelajaran dari Khartoum untuk Ekonomi Perkotaan Indonesia

Masalah transportasi publik bukan hanya urusan teknis atau sekadar soal infrastruktur, tetapi juga mencerminkan dinamika sosial dan ekonomi suatu kota. Dalam tulisannya tahun 1985, Bodour Osman Abu Affan mengangkat persoalan serius mengenai sistem lalu lintas dan angkutan umum di Khartoum, ibu kota Sudan, yang saat itu tengah menghadapi urbanisasi pesat tanpa dukungan sistem transportasi memadai. Meski ditulis hampir 40 tahun lalu, analisis ini tetap relevan terutama bagi Indonesia, yang kini tengah mencari solusi untuk kemacetan kronis di kota-kota besar serta dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Apa yang bisa kita pelajari dari Khartoum, dan bagaimana itu bisa membentuk arah kebijakan transportasi kita ke depan? Pada tahun 1985, Bodour Osman Abu Affan menyoroti sejumlah persoalan utama dalam sistem transportasi metropolitan Khartoum yang sangat relevan untuk kota-kota berkembang lainnya. Ia mencatat bahwa urbanisasi yang cepat dan pertumbuhan jumlah kendaraan pribadi tid...

Dari Padang Pasir ke Pusat Energi: Pelajaran Ekonomi Abu Dhabi untuk Indonesia Masa Kini

Pada tahun 1971, seorang penyair sekaligus ekonom bernama Mana Saeed Al-Otaiba menerbitkan buku The Economy of Abu Dhabi, Ancient and Modern , sebuah karya penting yang mendokumentasikan transformasi luar biasa dari wilayah gurun tandus menjadi salah satu pusat energi dunia. Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan tantangan pembangunan yang masih dihadapi Indonesia saat ini, kisah Abu Dhabi menjadi cermin sekaligus inspirasi. Bagaimana sebuah negara kecil dengan sumber daya terbatas mampu merancang masa depan ekonominya dengan visi yang berani? Dan apa yang bisa dipetik Indonesia, negara besar yang kaya sumber daya namun penuh tantangan struktural, dari perjalanan ekonomi Emirat tersebut? Tulisan ini mencoba menjawab pertanyaan itu melalui perbandingan reflektif antara Abu Dhabi 1970-an dan Indonesia masa kini. Sebelum ditemukannya cadangan minyak yang melimpah, ekonomi Abu Dhabi seperti wilayah Teluk Arab lainnya bertumpu pada aktivitas tradisional yang sangat bergantung pada kond...

Mewarisi Keanekaragaman: Pelajaran ‘Dominican Cultures’ untuk Ekonomi Indonesia Masa Kini

Di tengah gelombang globalisasi dan transformasi ekonomi yang cepat, Indonesia membutuhkan cermin dari negara-negara berkembang lain untuk melihat bagaimana kekayaan budaya dan sejarah bisa menjadi fondasi pembangunan yang berkelanjutan. Salah satu cermin menarik datang dari Karibia, tepatnya Republik Dominika, melalui buku Dominican Cultures: The Making of a Caribbean Society yang disunting oleh Bernardo Vega. Buku ini mengisahkan perjalanan panjang masyarakat Dominika dalam membentuk identitas dan sistem ekonominya yang berakar pada warisan budaya lokal, pertanian mandiri, serta adaptasi terhadap perubahan global. Lalu, bagaimana pelajaran dari negara kecil di Karibia ini bisa relevan untuk Indonesia yang sama-sama kaya akan budaya dan tengah menghadapi tantangan modernisasi ekonomi? Artikel ini mencoba menjawabnya. Buku Dominican Cultures: The Making of a Caribbean Society , disunting oleh Bernardo Vega, merupakan kumpulan esai yang menjelajahi asal-usul masyarakat Republik Dominik...

Labour, Liberation, and Development: Lessons from W. Arthur Lewis’s West Indies for Indonesia’s Working Class

When W. Arthur Lewis wrote Labour in the West Indies in 1939, he was not yet a Nobel laureate, but already a radical voice for the dignity of workers in colonial societies. Chronicling the rise of labour movements in the British Caribbean, Lewis presented a powerful narrative: that economic development is not just about capital or productivity, but about people, especially those at the bottom of the hierarchy. Over eight decades later, his insights resonate far beyond the Caribbean. In Indonesia, where millions of workers still face precarity, limited protections, and wage stagnation, Lewis’s reflections serve as both a mirror and a map. This blog explores what Indonesia can learn from the labour struggles of the West Indies and why economic justice must begin with workers’ voices. In Labour in the West Indies , Lewis paints a vivid picture of a colonial economy deeply shaped by the legacy of slavery and plantation systems, where the labour force, primarily descendants of enslaved Afr...

Perencanaan Ekonomi menurut W. Arthur Lewis: Relevansi Prinsip-Prinsip Klasik bagi Indonesia Modern

Dalam dunia yang semakin kompleks dan penuh ketidakpastian, wacana perencanaan ekonomi kembali mengemuka. Pandemi global, krisis iklim, ketimpangan yang melebar, dan ketergantungan pada pasar global membuat banyak negara termasuk Indonesia mulai mempertanyakan efektivitas sistem pasar bebas yang sepenuhnya liberal. Dalam konteks inilah, pemikiran klasik W. Arthur Lewis dalam The Principles of Economic Planning (1949) menjadi relevan kembali. Lewis, seorang peraih Nobel dan ekonom dari Saint Lucia, menawarkan kerangka sistematis tentang bagaimana negara dapat memainkan peran aktif dalam merancang pembangunan ekonomi yang lebih adil dan terarah. Tulisan ini mengulas prinsip-prinsip utama yang ia gagas, serta mengaitkannya dengan kebutuhan Indonesia masa kini yang mendesak untuk merumuskan strategi pembangunan yang tidak hanya cepat, tetapi juga inklusif dan berkelanjutan. W. Arthur Lewis mendefinisikan economic planning sebagai intervensi aktif negara dalam perekonomian untuk mencapai ...

Mengurai Teori Pertumbuhan Ekonomi W. Arthur Lewis: Tantangan dan Peluang bagi Indonesia

W. Arthur Lewis, peraih Nobel bidang ekonomi tahun 1979, adalah salah satu pemikir paling berpengaruh dalam teori pembangunan negara-negara berkembang. Melalui karya klasiknya The Theory of Economic Growth (1955), Lewis menawarkan kerangka analitis untuk memahami bagaimana suatu negara bisa bergerak dari kondisi stagnan menuju pertumbuhan yang berkelanjutan. Meskipun ditulis lebih dari setengah abad yang lalu, teori-teori Lewis tetap relevan terutama bagi negara seperti Indonesia, yang tengah menghadapi tantangan pertumbuhan ekonomi di tengah ketimpangan sosial dan transformasi global. Artikel ini mengupas inti pemikiran Lewis dan menelaah bagaimana gagasannya dapat membantu merancang strategi pembangunan Indonesia yang lebih adil dan tahan banting. Dalam The Theory of Economic Growth (1955), W. Arthur Lewis mengembangkan pandangan yang menyeluruh mengenai proses pertumbuhan ekonomi jangka panjang, terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Baginya, pertumbuhan bukan semata-ma...

Politik dan Pembangunan Ekonomi: Pelajaran dari W. Arthur Lewis untuk Indonesia Saat Ini

Ketika membahas pembangunan ekonomi di negara berkembang, kita seringkali terjebak dalam angka-angka pertumbuhan dan investasi, sembari mengabaikan satu elemen penting: politik. W. Arthur Lewis, ekonom peraih Nobel yang dikenal lewat teori dual-sektornya, menyoroti sisi lain pembangunan melalui karya klasiknya Politics in West Africa (1965). Buku ini bukan sekadar studi regional, tetapi sebuah refleksi tajam tentang bagaimana elite politik, patronase, dan struktur pemerintahan membentuk arah pembangunan. Dalam konteks Indonesia negara demokrasi dengan sejarah panjang sentralisasi dan desentralisasi ekonomi, gagasan Lewis membuka ruang penting untuk menilai kembali sejauh mana politik kita mendukung atau justru menghambat pertumbuhan yang adil dan merata. Dalam Politics in West Africa , W. Arthur Lewis menekankan bahwa pembangunan ekonomi di negara-negara baru merdeka tidak bisa dilepaskan dari dinamika kekuasaan politik. Menurut Lewis, salah satu karakteristik negara pascakolonial di ...